Tcm Banjarmasin., Kalimantan Selatan kembali menjadi sorotan setelah data kecelakaan lalu lintas menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan: rata-rata 900 kecelakaan terjadi setiap tahun, dengan 380 korban meninggal sepanjang 2023. Artinya, setiap hari ada 1–2 warga Kalsel yang kehilangan nyawa di jalan raya.
Melihat situasi darurat itu, Direktur Lalu Lintas Polda Kalsel, DR. M. Fahri Siregar, bergerak cepat. Senin (8/1225), ia membuka Pelatihan Quick Response Senkom Kalsel di Aula PT Jasa Raharja. Sebanyak 150 anggota Senkom dari seluruh kabupaten/kota digembleng keterampilan penyelamatan korban kecelakaan.
Fahri Siregar menegaskan, Senkom tidak hanya mitra Polri, tetapi mitra strategis bagi Jasa Raharja, instansi terkait, dan masyarakat luas. Ia mengaku terkejut saat pertama kali bertugas di Kalsel melihat tingginya kecelakaan.
“Hati saya sedih sekali. Angkanya memprihatinkan. Hampir setiap hari ada korban meninggal,” ujarnya.
Ia menjelaskan Polda Kalsel memiliki lima strategi besar penanggulangan kecelakaan, namun yang paling digeber saat ini adalah Emergency of Response, yaitu memperkuat ketanggapan darurat melalui pembentukan komunitas terlatih.
“Mereka harus tahu bagaimana memberi pertolongan pertama dengan cepat dan benar. Ini harus ada pelatihannya, tidak bisa asal-asalan, ” tegasnya.
Dirlantas juga mengingatkan pentingnya menjaga status quo di Tempat Kejadian Perkara. Banyak kasus terhambat karena barang bukti hilang atau TKP sudah ‘dibersihkan’ warga sebelum polisi tiba.
Apresiasi khusus ia berikan kepada Senkom.
“Sepanjang saya bertugas, Senkom selalu menjadi mitra strategis. Mereka hadir membantu setiap operasi, dari Operasi Zebra hingga pengamanan malam tahun baru,” kata Fahri.
Dari sisi korban dan santunan, kabar baik datang dari Kepala Jasa Raharja Kalsel, Abdillah. Meski kecelakaan secara nasional meningkat, di wilayah Polda Kalsel justru angka kecelakaan dan nilai santunan menurun tajam.
Santunan Jasa Raharja tercatat turun dari Rp27 miliar (Jan–Nov 2024) menjadi Rp22 miliar pada periode yang sama 2025, atau turun 19%. Untuk korban meninggal dunia, penurunannya bahkan mencapai sekitar 30%.
“Ini semua berkat kolaborasi Polda Kalsel, terutama inisiatif Dirlantas yang memperkuat respon cepat di lapangan,” ujar Abdillah.
Pelatihan ini menghadirkan pemateri dari Lantas Polda Kalsel, Jasa Raharja, BPJS, hingga Dokkes Polda, dengan total 150 peserta yang siap diterjunkan membantu masyarakat saat detik-detik krusial Golden Period kecelakaan.
Ketua Panitia, Agus Suyanto, menegaskan tujuan utama pelatihan adalah membekali anggota Senkom dengan kemampuan pertolongan pertama yang standar dan terukur.
“Semua daerah di Kalsel kami libatkan. Kami ingin respon cepat benar-benar hadir sampai ke pelosok,” ujarnya.
Tcm Muslimin/Tcm Bintang